Benih ditabur,
lahirlah akar. Dari akar, tumbuh pula pohon. Pohon yang dijaga rapi dengan
dibaja dan dijirus air, menyuburkan dedaun dan buah-buahan.
Dengan kekuatan akar,
pucuk yang menjulai tidak kalah dengan angin. Sekuat mana pun angin yang
bertiup, pucuk tetap melawan. Jika dia senget pun, setelah angin tiada, ia
kembali kepada tempatnya semula.
Itulah hakikat cinta
yang merupakan akar bagi pohon iman. Ia bermula dari benih tahu dan sukakan Tuhan.
Dibaja dan dijirus air dengan amalan ibadat, menyuburkan kekuatan ma’rifah. Walau
sekuat mana ujian yang tertimpa, ia tetap bertahan. Jika ujian terlalu kuat,
dia mengalah sementara, namun setelah itu ia kembali tetap dengan
perjuangannya.
Tanpa tuhan, siapalah
kita? Walau kita hidup, tapi disisi-Nya kita mati.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan