MENGAPA NABI MUSA TIDAK GABUNG DENGAN FIRAUN?
Kerajaan yang memerintah di zaman Nabi Yusuf tidak sama dengan kerajaan mesir di zaman Nabi Musa.
Di zaman Nabi Musa, Firaun yang zalim memerintah. Kezalimannya dikenali ramai, dan tidak boleh dikaitkan lagi dengan sebarang keadilan lagi. Pengakuan ini, bukan sekadar datang dari uruf manusia, bahkan dikukuhkan lagi dengan ayat-ayat Allah menerusi wahyu.
Firman Allah;
إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِي الْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَائِفَةً مِنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَاءَهُمْ وَيَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
Maksudnya;
“Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”
(Surah Al-Qasas : 4)
Ekoran itu, kita tidak pernah kedengaran Nabi Musa bergabung dengan Firauan dalam pemerintahan, bahkan yang kedengaran adalah serangan demi serangan yang dilancarkan oleh Nabi Musa terhadap Firaun, sehingga firaun dimatikan dengan ditenggelamkan oleh Allah SWT dalam laut merah.
Firman Allah;
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آَمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آَمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ * آَلْآَنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
Maksudnya;
”Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." * Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”
(Surah Yunus : 90-91)
Adapun jika kita merujuk kepada kisah Nabi Yusuf, keadaannya agak berbeda dengan kejadian yang menimpa Nabi Musa. Waima kerajaan di zaman Nabi Yusuf itu bukan kerajaan Islam, tetapi kerajaan tersebut tidak dikenali sebagai kerajaan yang zalim.
Menarik lagi, kerajaan tersebut mempunyai pemerintah yang amat akur dengan segala kebaikan dan berusaha untuk melaksanakan keadilan dalam kerajaan, menyebabkan dia melantik Nabi Yusuf sebagai “menteri kewangan” setelah diminta jawatan itu oleh Nabi Yusuf sendiri.
Kisah ini, dirakamkan oleh Allah;
وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ أَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِي فَلَمَّا كَلَّمَهُ قَالَ إِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِينٌ أَمِينٌ * قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ
Maksudnya;
“Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku." Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami." * Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan."
(Surah Yusuf : 54-55)
Memahami ini, tidak hairanlah Dr Yusuf Al-Qaradhawi memberi hujjah larangan pergabungan dengan kerajaan yang “al-mausum”, atau kerajaan yang sudah dilebelkan sebagai kerajaan zalim dengan merujuk kepada bahawa Nabi Musa tidak pernah bergabung dengan kerajaan Firaun, waima sememangnya pasti Nabi Musa berjumpa dengan Firuan adalah dalam misi dan usaha hendak mengubah firaun agar menjadi baik.
Firman Allah;
اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى * فَقُلْ هَلْ لَكَ إِلَى أَنْ تَزَكَّى * وَأَهْدِيَكَ إِلَى رَبِّكَ فَتَخْشَى
Maksudnya;
“"Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, * dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)." * Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?"”
(Surah An-Nazi’at : 17-19)
Adapun UMNO sekarang? fikirkanlah sendiri, apakah parti itu ada harapan untuk dibaiki supaya menjadi baik? Yang pastinya, bekas Presiden UMNO sendiri pernah berkata bahawa parti itu sudah ’busuk’ sampai ke usus.
Sekian
Wallahu ’Alam
Al-Bakistani
ustaz_bakistani@yahoo.com
Kerajaan yang memerintah di zaman Nabi Yusuf tidak sama dengan kerajaan mesir di zaman Nabi Musa.
Di zaman Nabi Musa, Firaun yang zalim memerintah. Kezalimannya dikenali ramai, dan tidak boleh dikaitkan lagi dengan sebarang keadilan lagi. Pengakuan ini, bukan sekadar datang dari uruf manusia, bahkan dikukuhkan lagi dengan ayat-ayat Allah menerusi wahyu.
Firman Allah;
إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِي الْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَائِفَةً مِنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَاءَهُمْ وَيَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
Maksudnya;
“Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”
(Surah Al-Qasas : 4)
Ekoran itu, kita tidak pernah kedengaran Nabi Musa bergabung dengan Firauan dalam pemerintahan, bahkan yang kedengaran adalah serangan demi serangan yang dilancarkan oleh Nabi Musa terhadap Firaun, sehingga firaun dimatikan dengan ditenggelamkan oleh Allah SWT dalam laut merah.
Firman Allah;
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آَمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آَمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ * آَلْآَنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
Maksudnya;
”Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." * Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”
(Surah Yunus : 90-91)
Adapun jika kita merujuk kepada kisah Nabi Yusuf, keadaannya agak berbeda dengan kejadian yang menimpa Nabi Musa. Waima kerajaan di zaman Nabi Yusuf itu bukan kerajaan Islam, tetapi kerajaan tersebut tidak dikenali sebagai kerajaan yang zalim.
Menarik lagi, kerajaan tersebut mempunyai pemerintah yang amat akur dengan segala kebaikan dan berusaha untuk melaksanakan keadilan dalam kerajaan, menyebabkan dia melantik Nabi Yusuf sebagai “menteri kewangan” setelah diminta jawatan itu oleh Nabi Yusuf sendiri.
Kisah ini, dirakamkan oleh Allah;
وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ أَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِي فَلَمَّا كَلَّمَهُ قَالَ إِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِينٌ أَمِينٌ * قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ
Maksudnya;
“Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku." Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami." * Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan."
(Surah Yusuf : 54-55)
Memahami ini, tidak hairanlah Dr Yusuf Al-Qaradhawi memberi hujjah larangan pergabungan dengan kerajaan yang “al-mausum”, atau kerajaan yang sudah dilebelkan sebagai kerajaan zalim dengan merujuk kepada bahawa Nabi Musa tidak pernah bergabung dengan kerajaan Firaun, waima sememangnya pasti Nabi Musa berjumpa dengan Firuan adalah dalam misi dan usaha hendak mengubah firaun agar menjadi baik.
Firman Allah;
اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى * فَقُلْ هَلْ لَكَ إِلَى أَنْ تَزَكَّى * وَأَهْدِيَكَ إِلَى رَبِّكَ فَتَخْشَى
Maksudnya;
“"Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, * dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)." * Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?"”
(Surah An-Nazi’at : 17-19)
Adapun UMNO sekarang? fikirkanlah sendiri, apakah parti itu ada harapan untuk dibaiki supaya menjadi baik? Yang pastinya, bekas Presiden UMNO sendiri pernah berkata bahawa parti itu sudah ’busuk’ sampai ke usus.
Sekian
Wallahu ’Alam
Al-Bakistani
ustaz_bakistani@yahoo.com
- Sri Indah (B), Sg Buloh
10 Rabiul Akhir 1431 – 26 mac 2010 * 4:48 petang
Tiada ulasan:
Catat Ulasan